Kamis, 30 September 2010

Seks Pelajar SMU Di Cianjur & Surabaya

Sejak gegernya berita pesta seks siswa SMA di Cianjur, oknum siswi-siswi SMA yang nakal dan gemar menggaet om-om, entah panggilan atau ketemu spontan ditempat umum tiarap. Akibatnya, om-om nakal  yang biasa jalan bareng mereka dan ketagihan jalan ditemani gadis-gadis ABG ikut kelimpungan.


Menjadi sulit mendapatkan para siswi yang suka nyambi ketika membutuhkan cewek imut-imut, khususnya dikawasan Kota Cianjur untuk diajak kencan. Setidaknya dalam jangka sementara waktu.

Aku telah dengan berbagai cara berusaha menjaring ditempat-tempat biasa mereka mangkal. Halaman Swalayan Harimat, depan Kantor Pos Cianjur, atau tempat-tempat kerumunan saat menunggu angkutan kota, yang biasanya jadi pangkalan anak-anak SMA, atau remaja seumurnya sepi. Sebelum skandal ini mencuat akan dengan mudah mendapatkan buruan hanya dengan cara nyetel lagu dari tape mobil dikeraskan dan kaca mobil dibuka.

Setiap siswi yang seperti memisahkan diri dari kerumunan temannya, hanya berdua atau bertiga misalnya, sambil menunggu angkutan dengan mudah dekati. Menurut yang sudah pengalaman, tatapi wajah cewek-cewek itu satu persatu, bila ada yang balas menatap, maka boleh berharap.

Tapi tidak hari-hari ini. Tidak sekarang. Dengan posisi menjadi daerah wisata, dan nilai-nilai yang makin melonggar, membuat remaja Cianjur cenderung lebih bebas dalam bergaul. Tekanan ekonomi, glamournya pergaulan sesama anak SMA masa kini derasnya konsumerisme, dan kurangnya perhatian merupakan alasan yang lain lagi, membuat mereka bebas.

Gita,16,misalnya menuturkan dia bebas bergaul dan nyambi, menemani om-om genit berkantong tebal, karena teman-temannya banyak yang seperti itu. Ayahnya bekerja di perusahaan furniture yang hanya pulang seminggu sekali, ibunya membantu keuangan keluarga, dengan jualan dipasar pulang menjelang malam.

Kosongnya rumah membuat dia bebas. Lalu dia bersama teman dengan remaja-remaja yang longgar. Ketika ditemui, Gita bersama temannya yang juga bebas dan siap diajak jalan.

Nggak takut hamil> Takut sih, tapi kan itu menjadi resiko, jawabnya enteng. Ketika ditanya pengetahuan dia tentang seks, gadis belia ini menceritakan pengalaman teman-teman sesama siswi yang suka nyambi dan sekaligus cara menghindari kehamilan.

Kata teman-teman, setelah gituan langsung minum sprite atau cocacola, dijamin aman, jawab Gita. Merokok saja bisa menggugurkan janin, jawabnya lagi sambil tertawa.

Sungguh menyedihkan pengetahuan sex anak-anak Cianjur ini. Bagaimana mereka bisa selamat sampai dewasa tanpa hamil, dan menggugurkan kandungan? Ya minum sprite,coca cola pencegahan saja. Kalau telat haid, harus beli obat dari apotek. Dalam jangka 2bulan sudah harus gugur, jelas Gita.


Beberapa remaja putri berstatus pelajar yang berasal dari keluarga elite atau kaya ternyata menyambi atau mempunyai pekerjaan sambilan sebagai pelacur. Para pelajar sekolah favorit di Surabaya ini memasuki dunia porstitusi kelas tinggi dengan tarif antara Rp 500.000-Rp 800.000 untuk sekali kencan. Cara menjaring mangsanya adalah dengan memanfatkan fasilitas chating di internet dan situs jejaring sosial Facebook.

Hal tersebut terungkap saat Unit I Sat Pidum Reskrim Polwiltabes Surabaya membongkar sindikat prostitusi yang melibatkan remaja usia 15 tahun-18 tahun. Para anggota sindikat ini bukan remaja-remaja dari keluarga miskin melainkan para warga Surabaya yang juga pelajar SMA dan SMK favorit alias sekolah elite.

AKBP Anom Wibowo, kasat Reskrim Polwiltabes Surabaya, Minggu (31/1), menjelaskan, selain mereka sebenarnya ada mahasiswi dan karyawati yang terlibat tetapi dari segi usia tidak menyalahi hukum. “Hanya yang di bawah umur 18 tahun yang bisa dijerat Pasal 2 junto 17 UU Nomor 21 tahun 2007 (tentang Perdagangan Orang, Red) dan Pasal 88 UU nomor 23 tahun 2002 (tentang Perlindungan Anak, Red),” katanya.



Fakta bahwa para pelajar menyambi sebagai pelacur itu berasal dari keluarga mampu dan mapan diketahui setelah tujuh pelaku prostitusi diperiksa di lantai III Gedung Sat Reskrim Mapolwiltabes Surabaya. Lima di antaranya ternyata pelajar sekolah-sekolah favorit, yaitu EL, FT, MD, LS, dan RS. Polisi kemudian meminta orangtua masing-masing ke mapolwiltabes untuk menjemput anak mereka. ”Para orangtuanya datang bermobil. Mereka terkejut dengan ulah anak-anaknya.. Bahkan ada yang histeris ketika tahu anaknya terlibat prostitusi,” ungkap salah satu penyidik.

Tingkat kemapanan ekonomi mereka juga terlihat dari cara berpakaianponsel yang dipakai, dan asal sekolah, yaitu sekolah negeri dan swasta favorit. Alasan para pelajar itu terlibat prostitusi karena ikut-ikutan agar “gaul” dan bisa mendapatkan uang saku lebih banyak.


Polisi mengamankan dua tersangka, yaitu germo bernama Endry Margarini alias Vey (20), warga Dukuh Kupang Timur; dan Ach Afif Muslichin (21), warga Candi, Sidoarjo. Vey, yang sedang hamil sembilan bulan ditangkap pada hari Sabtu (30/1) siang.

Beberapa jam setelah ditangkap, Sabtu sore, Vey dibawa ke RS. Polri Moh. Dahlan, di belakang Gedung Sat Reskrim, untuk melahirkan. ”Dia melahirkan secara operasi caesar. Anaknya laki-laki tapi belum menikah alias tanpa suami,” tambah Anom.

Kedua tersangka ditangkap di rumah masing-masing setelah polisi menggerebek kamar 514 Hotel Malibu, di Jl Ngagel. ”Selama dua pekan pengintaian kami melihat banyak remaja putri nongkrong kemudian kami ikuti. Ternyata mereka melakukan tindakan porstitusi” imbuh AKP Arbaridi Jumhur, kanit I Pidum, yang mendampingi Anom.

Hasil pemeriksaan didapat dari pria hidung belang berinisial DR, dia mengaku membooking LS lewat internet melalui akun Facebook dengan alamat email surabaya_girls@yahoo.com. Akun milik Vey itu dilengkapi foto-foto gadis-gadis yang dijual. Adapun komunikasi dilakukan calon pembooking via chating melalui Yahoo Messenger (YM) dengan operator Afif.


Setelah sepakat, DR atau para pria hidung belang lain menunggu di hotel, dan didatangi pelacur-pelacur belia berstatus pelajar. Setelah “bekerja” para gadis akan menemui Afif atau Vey untuk bagi hasil. Menurt Afif, mereka memperoleh 50 persen, sedangkan 10 persen lainnya dibagi antara Afif dan Vey. ”Saya biasanya dapat Rp 100.000,” lanjut Afif. Wah mau jadi apa negara kita kalau pelajarnya seperti ini...

sumber http://www.flobamor.com/forum/pengetahuan-kesehatan/900-mengungkap-bisnis-seks-anak-sekolah-di-cianjur.html
 sumber: http://www.slidegossip.com/2010/02/pelajar-sekolah-elite-menyambi-jadi.html

5 komentar: