Sabtu, 26 Februari 2011

SITUS SANG HYANG KALA - GUNUNG GEDE CENGKUK

Sampurasun...



Situs Gunung Gede - Cengkuk yang berada di kabupatian Sukabumi merupakan bukti nyata bahwa leluhur bangsa kita-lah yang pertama kali menemukan pola penghitungan waktu atau "kala-ider" (putaran waktu) dan orang Portugis menyebutnya Caleinder. Bangsa kita lah yang pertama kali menentukan penanggalan Matahari dan Bulan yang kita kenal sebagai Surya Sang Kala dan Chandra Sang Kala.

Situs Cengkuk sesungguhnya merupakan wilayah kabuyutan tempat perhitungan waktu Matahari yang berkaitan erat dengan nilai-nilai pertanian (agraris), ditempat itulah para leluhur menentukan penanggalan. Hal ini diperkuat dengan keberadaan "batu gede / batu agung" / Sang Hyang Siwa sebagi simbol penguasa kehidupan, KALA dan PA (Waktu dan Ruang) atau Pusat Cahaya / Matahari dan Bumi (Lingga dan Yoni).... itu sebabnya di sana terdapat kampung Ghana atau Ganesha (*lambang Dewa Ilmu Pengetahuan).


Di situs Cengkuk kita dapat menemukan batu Sang Hyang Kalaider (penanggalan tertua di dunia) yaitu pola hitungan waktu yang masih asli (*Desember = Dasa = 10), bukan seperti yang kita kenal pada saat ini (*Desember = 12) yang sudah diacak-acak oleh Julius Caesar. Tetapi celakanya... batu Sang Hyang Kalaider itu malah dimaknai sebagai "tempat luluran putri" akibat bentuknya seperti mangkok-mangkok dan di sekitarnya terdapat batu seperti tempat mandi masa kini (bathtub).... wahhh... lama-lama anak cucu kita akan menyebutkan bahwa leluhurnya penemu salon kecantikan yang pertama di dunia... lalu diberi nama "Situs Salon Purwati" :) .


Masyarakat umum dan pihak pemerintah terkait beranggapan bahwa tempat tersebut merupakan kawasan "pemandian kaputren atau Tamansari pada jaman kerajaan" celakanya disebutkan sebagai jaman kerajaan Pajajaran... wahhh... kelihatan sekali cileupeungnya (bodoh dan tolol)... jelas-jelas situs Cengkuk itu dibangun pada jaman Megalitikum... jaman Pajajaran Nagara itu masih baru... kita ini bangsa MARITIM yang telah menjelajahi dunia sebelum bangsa lain tau tentang luasnya dunia ini, mereka masih beranggapan bahwa bumi ini datar...! Leluhur bangsa Nusantara telah mengenal cara pembuatan perahu dan batu bata serta bangunan monumental sejak jaman dahulu dan buktinya dapat dilihat pada situs Batujaya di Karawang, relief pada candi, dsb.

 "...Untuk mengalahkan bangsa yang besar tidak dengan mengirimkan pasukan perang, tetapi dengan cara menghapus pengetahuan mereka atas kejayaan para leluhurnya...maka mereka akan hancur dengan sendirinya..." (Tsun-Tsu, The Art of War).

Hilangnya kecerdasan berbangsa betul-betul telah mengakibatkan "lenyapnya sejarah kejayaan" para leluhur di dalam benak bangsa Indonesia, padahal sejarah merupakan "ruh" yang membentuk watak pada setiap bangsa. Saat ini rakyat Indonesia seperti mahluk separo satwa yang tidak punya kebanggaan dan kehormatan atas dirinya sendiri, leluhurnya sendiri, bangsa dan negaranya sendiri.... didikte oleh bangsa lain (termasuk sejarah, agama dan ilmu pengetahuan lainnya).

Bangsa kita dicap oleh dunia sebagai bangsa kelas III (negara berkembang), arti sesungguhnya adalah kita ditetapkan oleh dunia sebagai masyarakat yang baru beradab... baru terbebas dari budaya primata... primitif...! Seolah-olah leluhur bangsa Nusantara tidak pernah mewariskan pengetahuan apapun kepada kita semua selain bumi yang subur....!

Strategi perang Tsun-Tsu betul-betul jitu dan pada saat ini bangsa Indonesia sedang saling hantam, hidup dalam perpecahan dan rasa saling curiga. Uniknya, kita masih dalam keadaan seperti pada saat ini... itu semua sesungguhnya akibat masih adanya ajaran leluhur pada diri kita (pada alam bawah sadar) dalam sikap hidup sehari-hari seperti: saling menghargai dan menghormati, sopan-santun, berterima-kasih, dll. Dan itu jelas-jelas bukan ajaran (agama) dari leluhur bangsa manapun... oleh sebab itulah kita masih bertahan... tapi itu semua hanya tinggal sebentar lagi.

Jangan keterlaluan... jangan menganggap bahwa leluhur kita tidak tahu apa-apa... dan kita yang hidup di jaman modern merasa tahu segalanya... padahal pengetahuan saat ini bermula dari masa lalu dan sebagian besar pengetahuan masa lalu itu masih kita pergunakan setiap hari.... sesungguhnya leluhur bangsa kita sangat cerdas (jenius).


1 komentar:

  1. sebetulnya masih banyak situs sejarah sunda tetapi sayang ada sekelompok orang dindonesia ini yang tida sudi sejarah sunda terungkap takut tersaingi seperti situs kertamaya di bogor malah di musnahkan dijadikan perumahan cina di rancaekek bandung situs bojong mnje tadinya banyak candi bertebaran malah dimusnahkan dijadikan pabrik yang banyak menhasilkan limbah

    BalasHapus